1.700 Lorong Wisata Makassar Berdayakan Masyarakat dan Jadi Percontohan Nasional

Share post
Salah satu lorong wisata Kota Makassar. Foto: Humas Kota Makassar

MAKASSAR, HUMASINDONESIA.ID- Program prioritas Lorong Wisata (Longwis) merupakan salah satu inovasi Pemkot Makassar. Program yang bertujuan memberdayakan masyarakat dan mewujudkan ketahanan pangan kini menjadi percontohan nasional.

Tercatat total longwis sudah mencapai 1.700-an lorong, meningkat dari sebelumnya 1.096 lorong.

Mendagri RI Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian bangga dengan konsep Longwis gagasan Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto itu.

Bahkan, ia menyebut program inovasi daerah ini patut menjadi contoh pemda dan memicu kreativitas kepala daerah se-Nasional.

yang berkunjung ke Makassar dalam rangka peringatan Hari Otonomi Daerah (OTDA) ke XXVII atau ke-27 tahun ini.

Tito mengatakan konsep longwis ini merupakan rancangan urban farming terhadap lorong-lorong di Makassar agar masyarakat mandiri dan produktif.

Outputnya seperti budidaya sayuran cabai, ikan nila, hingga lobster. Pula ada jajanan kuliner khas masyarakat setempat.

Tito menjelaskan, jika saja daerah-daerah yang mengalami kekurangan cabai dan mengalami inflasi cabai mau bekerja seperti itu maka persoalannya dapat teratasi.

"Pemanfaatan lahan tidur seperti di Lorong Sidney ini sangat bagus sekali. Ini menjadi inspirasi untuk teman-teman kepala daerah agar bisa direplikasi di daerahnya," ucapnya usai menghadiri Hari OTDA di Makassar beberapa waktu lalu.

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menyebutkan longwis merupakan sebuah multi inovasi yang melibatkan masyarakat secara keseluruhan.

Sehingga masyarakat diberdayakan dengan adanya kemandirian berwirausaha di lorong-lorong.

Seperti di Lorong Wisata Sidney masyarakat betul-betul sudah mandiri. Mereka sudah tidak ke pasar lagi, bahkan menghasilkan keuntungan.

"Sudah menghasilkan, dengan jualan ikan yang per RT-nya mereka bisa menshare tiap tiga bulan hasil dari apa yang mereka tanam," bebernya.

Pun sebagaimana di Kecamatan Mariso tepatnya di RT 05/RW 01 Kelurahan Mariso di Jalan Nuri, Lorong 302.

Melalui Program Lorong Wisata masyarakat memanfaatkan lahan tidur seluas 50 M2, menjadi lahan pertanian produktif. Mereka menghasilkan cabai sekira 14 sampai 19 Kg sekali panen per bulannya dan memberi pemasukan Rp500 ribu per bulannya.

Dalam longwis ini tersedia 21 konten di antararanya, food security, inflation control, circular economy, 20 UMKM digital per lorong, startup lorong, destinasi wisata makan enak, destinasi wisata sejarah dan seni.

Juga, digital waste bank, community empowerment, public engagement, social cohesion, social mitigation, social share & care, 20 new jobs & new business opportunity.

Dan city farming, city garden, net zero carbon city, healthy alleys, sombere and smart city, public safety, dan resilient city. (*)


Share post

Tentang Penulis
Humas

Humas