Dinkes DKI Jakarta Siapkan Layanan Kesehatan Mental untuk Caleg Pascapemilu

Share post
Ilustrasi kesehatan mental. Foto: Pexels.com/yankrukau

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta telah menyiapkan pendampingan psikolog di 25 Puskesmas dan 13 RSUD khusus untuk menangani calon legislatif yang gagal dalam Pemilu 2024.

JAKARTA, HUMASINDONESIA.ID—Kegagalan para calon legislatif (caleg) memenangkan suara dari masyarakat seringkali dapat mengakibatkan gangguan mental. Oleh karena itu, di momen Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta berinisiatif menghadirkan layanan khusus bagi caleg gagal yang membutuhkan pendampingan secara mental.

Layanan khusus yang dihadirkan Dinkes DKI Jakarta meliputi pendampingan psikolog bagi caleg maupun tim sukses Pemilu 2024 yang mengalami stres maupun gejala gangguan mental lainnya. Kepala Dinkes DKI Jakarta Dr. Ani Ruspitawati menerangkan, layanan tersebut tersebar di seluruh wilayah Jakarta. “Kami telah siapkan 25 Puskesmas dan 13 RSUD se-DKI Jakarta untuk menangani itu,’’ ungkap Dr. Ani seperti yang dikutip dari akun Instagram @agddinkesdkijkt, Selasa (20/2/2024).

Dr. Ani menambahkan, secara umum stres dan tekanan psikologis memang rentan terjadi pada caleg yang gagal dalam kontestasi pemilu. Hanya saja hingga saat ini, ia mengaku Dinkes DKI belum pernah mendapati data terkait caleg gagal yang membutuhkan layanan pemeriksaan kesehatan mental. Adapun layanan yang dihadirkan, dimaksudkan sebagai langkah antisipatif.

Dilansir dari Viva.co.id, proses pelayanan pendampingan mental oleh Dinkes DKI akan dimulai dengan skrining awal di Puskesmas tertentu tingkat kecamatan. Jika membutuhkan penanganan lebih lanjut, pasien akan dirujuk ke RSUD yang memiliki fasilitas layanan khusus psikiatri untuk mendapatkan tindakan dari dokter spesialis kesehatan jiwa.

Perlu Dikomunikasikan

Belum terdatanya caleg gagal yang membutuhkan pendampingan secara mental seperti diakui Dr. Ani, bisa disebabkan oleh stigma masyarakat terhadap isu kesehatan mental. Dalam hal ini, peran serta humas dibutuhkan untuk mengedukasi masyarakat agar tidak malu mengunjungi layanan kesehatan mental jika memiliki gejala tertentu. Selain itu, humas juga perlu mengomunikasikan layanan yang tersedia agar masyarakat mengetahuinya.

Di era digital saat ini, salah satu strategi yang bisa digunakan humas adalah The Circular Model of SoMe. Dikutip dari jurnal berjudul Upaya Peningkatan Engagement Media Sosial Instagram oleh Media Para Puan (2023), pendekatan yang dirancang Regina Luttrell itu secara khusus ditujukan untuk memudahkan perencanaan komunikasi di media sosial.

Adapun The Circular Model of SoMe terdiri dari empat tahap komunikasi. Pertama share, yakni untuk menentukan media yang akan digunakan serta target audiens. Kemudian optimize, yaitu mengoptimalisasi media sosial menggunakan konten yang relevan dengan isu dan khalayak.

Tahap berikutnya adalah manage, yaitu memastikan konten yang diunggah disukai dan menjangkau khalayak.  Terakhir pada tahap engage, humas perlu meningkatkan keterlibatan khalayak. Hal ini bisa diupayakan seperti melalui kolaborasi dengan influencer(HUR)


Share post

Tentang Penulis
Humas

Humas