Peran humas dibagi ke dalam empat kategori. Apa saja?

YOGYAKARTA, HUMASINDONESIA.ID – Humas memiliki fungsi dan tugas praktisi humas sangat krusial bagi organisasi. Dozier dan Broom dalam buku Rosady Ruslan berjudul Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations Edisi Revisi (2002) membagi peran humas ke dalam empat kategori. Antara lain:

1. Penasihat Ahli (Expert Prescriber)

Praktisi humas yang berpengalaman dan memiliki kemampuan ahli dapat membantu organisasi mencarikan solusi yang terjadi di dalam tubuh organisasi. Khususnya, pada di masa krisis atau pada saat penyelesaian masalah hubungan antara organisasi dengan publik. Solusi yang ditawarkan oleh humas tersebut bisa menjadi pertimbangan bagi manajemen.

2. Fasilitator Komunikasi (Communications Fasilitator)

Humas disebut juga sebagai mediator antara perusahaan dengan publik. Humas dapat membantu pihak manajemen perusahaan untuk mendengarkan harapan atau hal yang diinginkan publik. Humas juga dapat memberikan beragam informasi mengenai organisasi kepada publik.

3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator)

Dalam proses pemecahan masalah ini, humas adalah bagian dari tim manajemen. Tujuannya untuk membantu pimpinan suatu organisasi, baik sebagai penasihat (adviser) hingga eksekutor atau pengambil keputusan dalam sebuah tindakan, untuk mengatasi persoalan atau krisis yang sedang dihadapi.

4. Teknisi Komunikasi (Communication Technician)

Berbeda dari tiga peran di atas, fungsi teknisi komunikasi ini menjadikan humas sebagai journalist in resident yang berperan menyediakan layanan teknis komunikasi dan alur komunikasi di lingkungan organisasi, serta membangun hubungan antarlevel dan departemen melalui komunikasi internal.

Pentingnya peran humas dalam organisasi atau lembaga juga mendapat pernah disinggung oleh Bagus Sarwono, Ketua Bawaslu DIY, saat menghadiri Rapat Evaluasi Kehumasan yang diselenggarakan oleh Bawaslu DIY di Bale Timoho Yogyakarta, Rabu (15/12/2021). Menurutnya, baik atau buruknya institusi ditentukan dari kinerja kehumasan. Oleh karena itu, organisasi tidak bisa lagi memandang sebelah mata fungsi humas. “Ibarat rumah, humas adalah halaman depan. Baik atau buruknya fungsi kehumasan menentukan citra dan reputasi instansi tersebut,” jelasnya seperti yang dilansir dalam sleman.bawaslu.go.id. (AZA)