EPIC Model adalah model yang dapat digunakan humas untuk mengukur efektivitas komunikasi melalui empat pendekatan. Apa itu?
YOGYAKARTA, HUMASINDONESIA.ID – Selain International Association for the Measurement and Evaluation of Communication (AMEC), ternyata ada beragam metode pengukuran lain yang bisa digunakan oleh humas. Salah satunya adalah EPIC Model. Apa itu?
EPIC Model merupakan akronim dari empathy, persuation, impact, dan communication. Dikutip dari buku karya Freddy Rangkuti berjudul The Power of Brands yang diterbitkan tahun 2008, metode ini pertama kali diperkenalkan oleh A.C Nielsen, perusahaan peniliti pemasaran bereputasi dunia. Ini adalah model untuk mengukur efektivitas komunikasi yang dilakukan oleh humas. Berikut uraian dari keempat dimensi dari pengukuran tersebut.
1. Empathy (Empati)
Empati berarti memberikan informasi tentang daya tarik suatu merek, informasi yang sifatnya berharga serta melibatkan afeksi dan kognisi. J. Paul Peter dan Jerry C. Olson dalam bukunya yang berjudul Consumer Behavior and Marketing Strategy (2009) menyatakan bahwa afeksi dan kognisi mengacu pada suatu tanggapan psikologis dari audiens. Afeksi melibatkan perasaan, sedangkan kognisi melibatkan pemikiran. Keduanya dapat membuahkan penilaian positif maupun negatif.
2. Persuation (Persuasi)
Persuasi diartikan sebagai usaha perusahaan untuk mendorong target audiens mengubah perilaku, keyakinan, dan sikapnya.
3. Impact (Dampak)
Dimensi dampak mengacu pada cara brand atau merek tersebut dapat melibatkan audiens dalam pesan yang disampaikan. Meliputi timbal balik yang diharapkan dari kegiatan komunikasi terhadap pengetahuan tentang perusahaan maupun produk dan jasa yang dihasilkan.
4. Communication (Komunikasi)
Dimensi komunikasi merujuk cara humas dalam menyampaikan pesan tentang merek maupun kegiatan lainnya agar diingat terus oleh audiens. Ada empat pedoman dalam menyusun pesan yang baik. Yakni, subjek dan tujuan pesan harus jelas, informasi yang tertulis menunjukkan hubungan antara subjek dan tujuan pesan, gagasan dalam pesan ditampilkan secara logis, serta tulisan dalam pesan telah mencakup informas yang akan disampaikan kepada audiens.
Dengan cara di atas, humas dapat memperoleh gambaran lebih lengkap tentang efektivitas komunikasi mereka. (AZA)
