Program kehumasan yang dicanangkan harus diukur dengan seksama. Evaluasi program humas menjadi satu tahapan penting yang tidak boleh terlewati.
YOGYAKARTA, HUMASINDONESIA.ID – Mengevaluasi program humas yang sudah dilakukan oleh divisi humas dari suatu perusahaan penting untuk dilakukan. Hal ini diungkapkan oleh Raesita Rakhmawati Rosadi, salah satu dosen Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka dalam acara UT Radio dengan topik “Evaluasi Program Humas”, Rabu (2/11/2022), sebagaimana dimonitor HUMAS INDONESIA.
Perempuan yang karib disapa Sita ini berujar, bahwa evaluasi bertujuan untuk mengukur keberhasilan program kehumasan yang telah dijalankan. Selain berguna untuk melihat nilai kegiatan kehumasan, evaluasi program kehumasan juga dapat membantu praktisi humas dalam memberikan laporan pertanggungjawaban atas sumber daya yang telah dipakai milik perusahaan.
“Evaluasi ini jadi bukti dari kegunaan program kehumasan sekaligus pertanggungjawaban atas suber daya perusahaan yang dipakai, misalnya dana, waktu, dan sarana prasarana,” ujar Sita. Lebih lanjut, Sita turut menjelaskan bahwa terdapat dua jenis evaluasi kegiatan public relations (PR). Evaluasi tersebut meliputi evaluasi proses program kehumasan dan evaluasi hasil program kehumasan. Evaluasi proses program kehumasan berkaitan dengan usaha untuk mengetahui pengelolaan program kehumasan tersebut berjalan dengan efektif. Adapun evaluasi hasil program kehumasan dikaitkan dengan analisis dampak yang berupa outcome program tersebut.
Dalam praktiknya, evaluasi proses dilakukan secara rutin oleh praktisi humas. Misalnya melakukan media monitoring dari pemberitaan di radio, televisi, maupun suratkabar. Sementara itu, evaluasi hasil hanya dapat dilakukan setelah program kehumasan tersebut dinyatakan telah selesai. “Misalnya dengan melihat adakah kenaikan engagement yang diperoleh perusahaan setelah melakukan kampanye atau program kehumasan lainnya,” tutur Sita.
Tahapan Evaluasi
Mengutip dari buku Managing Public Relations yang ditulis oleh James E Grunig dan Todd Hunt tahun 1984, terdapat lima tahapan penting evaluasi program kehumasan. Pertama, menentukan tujuan yang spesifik dan terukur. Contohnya, membuat kampanye melalui Instagram Live dengan total 10000 penonton.
Kedua, mengukur dampak dari program yang sudah dijalankan. “Harus ada angka konkrit yang bisa dijadikan acuan bahwa program tersebut berhasil dilakukan,” sambung Sita. Ketiga, mengumpulkan dan menganalisis data. Maksudnya adalah setelah mendapatkan data yang konkrit dari tahapan kedua, analisis data harus dilakukan guna melihat penilaian publik baik positif maupun negatif akan program kehumasan yang telah dilakukan oleh perusahaan.
Proses pengumpulan data tersebut bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti survei, forum diskusi maupun wawancara. Keempat, membuat laporan tentang hasil program kehumasan yang ditujukan untuk pemimpin perusahaan. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Sita, pemimpin berhak mengetahui sumber daya yang telah dipakai selama program kehumasan tersebut diselenggarakan. Kelima, mengambil keputusan dari laporan program kehumasan. Artinya, hasil yang telah dicapai bisa menjadi pertimbangan untuk program kehumasan selanjutnya.
“Setelah program kehumasannya selesai dilakukan dan hasilnya sudah didapatkan, kita bisa mengimplementasikan hasil tersebut ke program selanjutnya. Jadi tujuannya untuk perbaikan dan membentuk formula baru yang lebih efektif di program kehumasan berikutnya,” pungkas Siti. (AZA)
