PTPN III Raih Peringkat Risiko ESG 17,1 versi Sustainalytics

Share post
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani. Foto: Dok. PTPN IIi

Komitmen PTPN III dalam memastikan aktivitas bisnis memiliki risiko rendah terhadap ESG menempatkan perusahaan pelat merah ini meraih skor 17,1 menurut asesmen Sustainalytics.

JAKARTA, HUMASINDONESIA.ID—Ada kabar baik dari PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III. Dilansir dari  rm.id,  berdasarkan hasil asesmen Sustainalytics, lembaga pemeringkatan environmental, social, governance (ESG) internasional yang diterbitkan pada Juli 2023 menunjukkan PTPN III (Persero) memiliki peringkat risiko ESG sebesar 17,1.

Skor yang rendah tersebut menunjukkan bahwa PTPN III memiliki risiko rendah terhadap dampak yang ditimbulkan oleh faktor-faktor ESG. Sebab, semakin rendah peringkat risiko ESG suatu perusahaan, maka semakin baik pula perusahaan dalam mengelola risiko ESG.

Masih berdasarkan hasil Sustainalytics, kegiatan usaha PTPN III (Persero) dinilai memiliki risiko keterpaparan faktor-faktor ESG dengan kategori sedang atau cukup rendah untuk industri pertanian. Praktik manajemen risiko ketat yang diterapkan manajemen PTPN III (Persero), terutama berkaitan dengan isu lingkungan, keanekaragaman hayati, penggunaan air, perubahan iklim, dan inisiatif keanekaragaman dinilai cukup efektif dalam memitigasi risiko-risiko yang ditimbulkan akibat dari faktor lingkungan, sosial dan tata kelola.

CEO PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani menegaskan prestasi ini menguatkan PTPN III untuk terus menjalankan komitmen dan berupaya menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam bidang lingkungan hidup, sosial dan tata kelola perusahaan di dalam seluruh kegiatan bisnis. “Dalam menjalankan seluruh kegiatan usaha, perseroan senantiasa memastikan bahwa produk yang dihasilkan dapat berdampak bagi ekonomi, lingkungan , dan dengan dengan tetap berpegang pada ketentuan tata kelola perusahaan yang berlaku,” katanya.

Peran Humas

Kaitannya dengan peran humas, menurut Herry Ginanjar, pendiri etKomunika dan pakar ESG, seperti yang dikutip dari  prindonesia.co, praktisi humas berperan penting dalam ESG. Keberadaan mereka tidak hanya untuk mengomunikasikan berbagai program berbasis ESG, tapi juga turut berperan aktif untuk mencari tahu tentang permasalahan ESG yang sedang dihadapi korporasi atau organisasinya.

Dengan kata lain, humas harus mampu mengidentifikasi berbagai risiko yang mungkin terjadi dalam roda perusahaan atau organisasi. Baik itu risiko yang berhubungan dengan komponen lingkungan, sosial, maupun tata kelola. Karena itu, humas harus memiliki kepekaan terhadap isu-isu ESG, jika ingin perusahaannya berhasil menerapkan prinsip keberlanjutan ESG. (HUR)


Share post

Tentang Penulis
Humas

Humas