Strategi Mengomunikasikan ESG agar Terhindar ‘’Greenwashing’’

Share post
President Director of Institute for Sustainability and Agility (ISA) Maria R. Nindita. Foto: Dok. jpnn.com

Menurut President Director of Institute for Sustainability and Agility (ISA) Maria R. Nindita, ada strategi khusus untuk mengomunikasikan aspek environmental, social, and governance (ESG), agar terhindar dari praktik greenwashing. Apa saja?

JAKARTA, HUMASINDONESIA.ID— Konsep environmental, social, and governance (ESG) yang kini diterapkan banyak perusahaan maupun lembaga, perlu mendapat dukungan melalui strategi komunikasi yang tepat. Selain untuk mendorong kesuksesan implementasi ESG, hal itu penting agar humas tidak terjebak greenwashing atau praktik mengelabui publik agar percaya perusahaan menjalankan praktik ramah lingkungan.  

Menurut President Director of Institute for Sustainability and Agility (ISA) Maria Nindita Radyati, dalam Corcomm Summit 2024 yang digelar The Iconomics di Jakarta, Senin (29/1/2024), ada tiga cara yang bisa dilakukan humas.

Pertama, kata Maria, ikuti standar disclosure ESG yang sesuai dengan industri perusahaan. Kedua, menunjukkan risk assesment, materiality, target, dan perfomance perusahaan pada publik maupun investor. Ketiga, rutin melakukan verifikasi terhadap sustainability report perusahaan.

Selain itu, Maria yang juga menjabat Ketua Umum ESG Task Force Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) mengatakan, strategi MOMMY yang dirumuskannya untuk mengomunikasikan ESG dapat jadi rujukan para humas. Berikut uraiannya:

  1. Pemetaan (Mapping)

Pertama humas harus memahami siapa target komunikasinya, baik itu pemerintah, masyarakat, maupun stakeholder lainnya.

  1. Hasil (Outcome)

Kemudian humas harus menetapkan hasil dari komunikasi baik dalam bentuk informasi baru atau umpan balik dari masyarakat. Hal ini untuk mengetahui penilaian terhadap perusahaan maupun instansi.

  1. Media

Penting untuk memetakan media apa yang hendak humas gunakan untuk menaikan reputasi. Beberapa yang bisa dipertimbangkan adalah media sosial, koran, presentasi, website, dan sustainability report.

  1. Pesan (Messages)

Humas bisa menggunakan indikator International Financial Reporting Standards (IFRS) untuk menentukan pesan. Panduan kerangka kerja pelaporan tersebut meliputi pengenalan, pengukuran, serta pengungkapan risiko dan peluang ESG.

  1. Mengapa (Why)

Humas perlu mempertanyakan berbagai aspek yang dapat memengaruhi keberlangsungan ESG meliputi budget, timing, sumber daya manusia (SDM), dan kebutuhan akan konsultan.

Demikian strategi mengomunikasikan ESG yang bisa diterapkan praktisi humas agar terhindar dari praktik greenwashing. Semoga informasi ini bermanfaat, ya. (HUR)


Share post

Tentang Penulis
Humas

Humas