Berbagai dinamika politik yang berkembang menjelang pemilu berpotensi memunculkan berbagai pertanyaan yang sensitif dari wartawan. Bagaimana cara humas menyikapinya?
JAKARTA, HUMASINDONESIA.ID – Di tahun politik seperti sekarang, wartawan bisa saja mengaitkan percaturan politik dengan perusahaan. Untuk menyikapi hal ini, Wakil Pimpinan Redaksi Harian Kompas Paulus Tri Agung Kristanto saat mengisi agenda in-house training PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) bertajuk “Pelatihan Menulis Kreatif, Media Handling, dan Komunikasi Krisis” di Jakarta, Kamis (25/5/2023), mengimbau agar humas waspada dan bijak.
Dalam paparannya, Ketua Komisi Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Dewan Pers periode 2022 - 2025 tersebut mengatakan, perusahaan BUMN, seperti halnya PT ASDP harus waspada. Sebagai perusahaan yang dikelola negara, publik tidak menutup mata jika ada satu hingga dua tokoh besar atau “gajah politik” yang kini mengemban jabatan penting di BUMN.
Melihat berbagai dinamika politik yang berkembang, sejumlah jurnalis bisa saja melontarkan pertanyaan sensitif. Contohnya, “Apakah perusahaan melakukan sejumlah upaya untuk membantu tokoh politik tertentu menjelang Pemilu 2024?”.
Jika hal ini terjadi, TRA, begitu ia karib disapa, BUMN bisa menjadi pelanduk yang terjepit di antara dua gajah. Oleh sebab itu, pria lulusan MMDP Prasetya Mulya Business School - Kompas Gramedia dan Sarjana Ilmu Politik dari Fisipol UGM Yogyakarta ini menyarankan agar humas BUMN melakukan mitigasi. Mitigasi pertama, humas berhati-hati dengan tidak bersikap reaktif terhadap pertanyaan yang dinilai sensitif. Sebaliknya, humas memberikan jawaban yang terukur dan faktual terhadap kerja-kerja perusahaan.
Mitigasi kedua, humas fokus memaparkan kinerja perusahaan sesuai data untuk menegaskan fungsi dan posisi perusahaan. Tra berpesan agar humas mengingat bahwa sejarah jurnalisme di dunia juga berkaitan dengan kekuasaan. ”Be careful with your heart. Setiap media mempunyai kepentingan,” katanya. “Humas harus tenang menjawab pertanyaan dengan dingin dan terukur,” tutupnya. (SGS)
