Di acara GPR Dialogue #1 di Semarang, Selasa (28/3/2023), Wali Kota Hevearita Gunaryati Rahayu mengatakan, Pemkot Semarang memahami betul pentingnya peran komunikasi terhadap reputasi kota mereka.
JAKARTA, HUMASINDONESIA.ID – Bertempat di Gedung Balai Kota Semarang, Selasa (28/3/2023), untuk kali pertama HUMAS INDONESIA bekerja sama dengan Pemerintah Kota Semarang menghadirkan GPR Dialogue #1.
Agenda tersebut merupakan bentuk dari kesungguhan HUMAS INDONESIA memberikan wadah bagi para humas pemerintah seluruh tanah air dan lintas sektor untuk berjejaring, berkolaborasi, dan berbagi ilmu tentang isu dan dinamika humas pemerintah terkini.
Hari itu, GPR Dialogue #1 dibuka oleh Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryati Rahayu sebagai keynote speaker. Di acara yang mengusung tema “Membangun Komunikasi Publik yang Efektif untuk Kesejahteraan Masyarakat” tersebut, Mbak Ita, begitu ia karib disapa, memahami betul pentingnya peran komunikasi terhadap reputasi Kota Semarang.
Ia lantas mengenang betapa besarnya dampak negatif persepsi publik imbas banjir besar yang melanda kota tersebut pada Januari 2023. Dilansir dari Kompas.id, banjir rob dahsyat yang melanda pesisir Semarang dan sekitarnya, berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengakibatkan sebanyak 14 ribu jiwa dan 539 KK terdampak banjir.
Selain menggenangi rumah warga, aktivitas dunia usaha pun lumpuh akibat bencana tersebut. Sejumlah pabrik dan kegiatan industri terganggu, termasuk kegiatan ekspor-impor. Hal ini dikarenakan terminal peti kemas (TPK) di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, terendam air laut.
Pada saat itu, kata Ita, Pemkot Semarang tertatih-tatih menghadapi berita negatif baik di media arus utama maupun sosial. Ia bahkan mengibaratkan seperti sedang terkena “badai”. Dari situlah terasa betul peran komunikasi.
“Meski terkesan sepele, komunikasi ternyata dapat menjadi obat di tengah situasi sulit,” katanya. “Bahkan, melalui komunikasi yang baik, pemerintah bisa mendapatkan dukungan publik,” tambahnya.
Berkaca dari pengalaman tersebut, ia pun mengajak seluruh jajaran Pemkot Semarang untuk bertindak responsif. Pemkot yang dipimpin oleh berupaya aktif membangun jalur komunikasi bagi masyarakat. Salah satunya melalui nomor call center 112.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini juga menekankan urgensi dari fungsid dan peran humas. Menurutnya, selain berfungsi menjadi corong informasi yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan, humas juga berperan sebagai pemersatu. Berbagai program yang dirancang oleh organisasi perangkat daerah (OPD) bisa disampaikan dan diorkestrasi oleh humas.
Karena perannya itu, menurut Ita, tak mudah menjadi humas yang andal. “Perlu ada agenda seperti GPR Dialogue,” katanya. “Harapannya, kami ingin semakin banyak masyarakat yang mengetahui bahwa Pemkot hadir untuk warganya,” tutupnya.
Acara ini dilanjutkan dengan gelar wicara dengan menghadirkan tiga pembicara. Antara lain, founder dan CEO HUMAS INDONESIA Asmono Wikan, Plt. Kepala Bagian Komunikasi Pimpinan dan Protokol Pemerintah Kota Semarang Kartika Hedi Aji, serta Direktur Umum & Keuangan PDAM Tirta Utama Jawa Tengah Amir Tohari. (SGS)
