Penjurian IDEAS 2024: Kontribusi Positif untuk Kehidupan Sosial dan Lingkungan

Share post
Agenda penjurian kompetisi The 3rd Indonesia DEI & ESG Awards (IDEAS) 2024. Foto: Dok. Yoga/PR INDONESIA

Mayoritas peserta The 3rd Indonesia DEI & ESG Awards (IDEAS) 2024 di hari kedua penjurian, menjagokan program komunikasi untuk aktivitas tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL). Seperti apa?

JAKARTA, HUMASINDONESIA.ID— Hari kedua babak penjurian kompetisi The 3rd Indonesia DEI & ESG Awards (IDEAS) 2024 yang berlangsung pada Jumat (21/6/2024), menyuguhkan “pertarungan” tak kalah sengit dari hari pertama. Di hadapan dewan juri, para peserta dari berbagai institusi dan korporasi unjuk kebolehan program komunikasi masing-masing dalam implementasi aspek diversity, equity, inclusion (DEI) dan environmental, social, governance (ESG).

Dari sekian banyak topik, tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) dalam konteks ESG menjadi primadona para peserta. Hal itu menegaskan bahwa program yang berfokus kepada masyarakat kian menjadi prioritas di berbagai organisasi. Procter & Gamble (PnG), misalnya, diketahui punya program We See Equal (WSE) yang bertujuan melindungi anak-anak di Cianjur, Jawa Barat, dari kekerasan.

Leader Corporate Communications PnG Simon mengatakan, guna menyukseskan program tersebut pihaknya menjalankan sejumlah upaya. Beberapa di antaranya seperti terlibat dalam pembuatan standart operation procedure (SOP) penangan kekerasan, modul ajar terkait isu keamanan anak, hingga pelatihan guru dan orangtua. “SOP dan modul kami buat lewat kerja sama dengan sekolah-sekolah. Pelatihan diberikan agar guru dan orangtua dapat menerapkan positive parenting,” terangnya.

Lebih lanjut Simon menjelaskan, berbagai upaya tersebut kemudian dikomunikasikan lewat pendekatan Paid, Earned, Shared, Owned (PESO). Pada aspek paid, katanya, PnG berusaha menyebarkan kesadaran terkait kekerasan anak lewat media berbayar, influencer maupun ahli. Selain itu pada aspek owned, pihaknya gencar memproduksi konten edukasi yang selaras dengan semangat WSE untuk dipublikasikan di kanal perusahaan. “Program WSE berhasil diliput oleh media massa top tier di Indonesia,” imbuhnya.

Mengandalkan taktik komunikasi yang sama, Manager of Corporate Communication & Relation PT Pertamina International Shipping (PIS) Vega Pita mengatakan, pihaknya menerapkan pendekatan PESO untuk mengomunikasikan program berSEAnergi untuk Laut, yang bertujuan melindungi laut dan membangun kehidupan berkelanjutan bagi masyarakat sekitar pesisir. “Kami berkolaborasi dengan media massa, dan juga bersama key opinion leader (KOL) maupun figur publik,” ujarnya menjelaskan aspek paid yang dijalankan.

Sementara itu pada aspek earned diupayakan lewat diseminasi siaran pers, aktivasi media experience di berbagai acara TJSL perusahaan, hingga partisipasi di dalam forum global. Sedangkan untuk aspek shared, kata Vega, pihaknya aktif mengundang karyawan untuk terlibat membagikan kegiatan perusahaan.

Semua pendekatan tersebut, lanjut Vega, digunakan untuk mengomunikasikan serangkaian aktivasi seperti Literasi Kelautan bagi Pelajar, pengadaan Pusat Riset Hiu Paus Pertamina, penguatan Ekosistem Pesisir Melalui Carbon Storage, keberadaan Desa Energi Berdikari, hingga pendirian Rumah Sakit (RS) Terapung di Pulau 3T di Indonesia.

Membawa Dampak

Baik PnG maupun PT PIS mencatatkan dampak komunikasi yang cukup baik untuk program masing-masing.  Dengan strategi dan taktik yang dijalankan, kata Simon, pihaknya berhasil menemukan peningkatan laporan kasus kekerasan terhadap anak di Cianjur. “Ini bisa berarti banyak yang mulai punya kesadaran dan keberanian untuk berbicaa mengenai kasus kekerasan yang dialami anak-anak,” terangnya.

Sejalan dengan temuan tersebut, katanya, PnG juga melakukan upaya mitigasi lewat edukasi ke sekolah-sekolah, agar para siswa sekolah dapat memiliki pemahaman yang cukup mengenai kekerasan terhadap anak.

Sementara bagi PT PIS, Vega menerangkan, strategi dan taktik yang telah dijalankan terukur membawa dampak positif bagi masyarakat maupun lingkungan. Di antaranya berhasil meningkatkan tagging hiu paus yang terancam punah sejumlah delapan ikan, mengurangi CO2 di Desa Wisata hingga 30 ton per tahun, meningkatkan akses kesehatan untuk masyarakat di daerah 3T, hingga menguatkan pemahaman peserta program literasi kelautan sebesar 22 persen. (HUR)

 


Share post

Tentang Penulis
Humas

Humas