5 Alasan Mengapa Praktisi Humas Wajib Menggunakan PESO Model

Share post
Peserta Workshop PR Series yang diselenggarakan oleh MAW Talk di Yogyakarta, Rabu (26/6/2024). Foto: Arya/MAW Talk

Menggunakan PESO Model sebagai taktik komunikasi dinilai ampuh dalam menjalankan program komunikasi.

YOGYAKARTA, HUMASINDONESIA.ID PESO (paid, earned, shared dan owned media) Model telah menjadi salah satu taktik populer di kalangan praktisi humas kiwari. Kepala Biro Komunikasi Institut Pertanian Bogor (IPB) Yatri Indah Kusumastuti mengatakan, pendekatan yang mengintegrasikan berbagai kanal komunikasi tersebut memang efektif untuk memastikan kesuksesan program komunikasi.

Secara spesifik Yatri menilai, PESO Model sebagai sebuah taktik komunikasi menawarkan kombinasi prinsip humas dan pemasaran yang sangat efektif. Saya melihat ini pendekatan yang komprehensif karena memuat dua sudut pandang. Paid dari marketing, sedangkan owned itu bagian dari upaya humas,” ujarnya dalam Workshop PR Series bertajuk “Implementasi PESO Model untuk Merancang Program PR yang Efektif dan Berdampak” di Yogyakarta, Rabu (26/6/2024).

Lebih dari itu, menurut perempuan kelahiran 1966 tersebut, implementasi PESO Model dapat memberikan humas sekurangnya lima keuntungan. Pertama, strategi komunikasi yang komprehensif karena kompleksitas media dapat dijangkau oleh pendekatan tersebut. “PESO Model mampu menjamin aktivitas komunikasi didistribusikan ke berbagai saluran, sehingga dapat memaksimalkan jangkauan dan meningkatkan efektivitas,” terangnya.

Kedua, lanjut Yatri, PESO Model dapat berkontribusi pada kredibilitas dan kepercayaan publik, terutama melalui penerapan elemen shared media. Ia menilai, informasi yang dibagikan oleh pihak ketiga seperti audiens, lebih dapat diandalkan karena memberikan kesan dapat dipercaya.

Meningkatkan “Engagement”

Keuntungan ketiga dari penggunaan PESO Model adalah peningkatan engagement audiens. Keempat elemen dalam PESO Model (paid, earned, shared, dan owned media), terang Yatri, mampu merangsang keterlibatan audiens melalui media sosial, sehingga memungkinkan perusahaan membangun interaksi langsung.

Kemudian untuk keuntungan keempat, lanjutnya, suatu organisasi dapat mengontrol secara penuh pesan maupun narasi yang hendak didiseminasikan melalui aspek owned media. Selain itu, dalam hal ini organisasi juga dapat menjaga konsistensi pendistribusian konten atau informasi kepada khalayaknya.

Terakhir, PESO Model juga dapat memperhitungkan perubahan lanskap media. Melalui hal itu, Yatri menilai, humas dimungkinkan untuk merespons perubahan perilaku dan teknologi target audiens, sehingga dapat memastikan rencana komunikasinya tetap produktif. (AZA)


Share post

Tentang Penulis
Humas

Humas