Melihat Rumus Bermedsos ala Diskominfo Jawa Barat

Share post
Peserta Webinar GPR bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Zoom, Kamis (13/6/2024). Foto: Tasya/HUMAS INDONESIA.

Diseminasi informasi melalui konten media sosial perlu menerapkan “tools” khusus agar semakin optimal. Seperti apa?

YOGYAKARTA, HUMASINDONESIA.ID – Perkembangan teknologi komunikasi dan digital yang kian pesat, telah menambah daftar saluran komunikasi yang harus digunakan oleh institusi maupun korporasi. Seperti halnya dialami oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jabar, yang menilai penggunaan media sosial hari ini telah menjadi keharusan.

Kepala Diskominfo Provinsi Jabar Ika Mardiah menjelaskan, Jabar memiliki urgensi pemanfaatan media sosial karena berdasarkan survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) di tahun 2023, provinsi tersebut memiliki jumlah pengguna internet tertinggi di Indonesia sebanyak 41,3 juta orang. “Kami betul-betul memanfaatkan media sosial menjadi tempat berbagi informasi dan kebijakan pemerintah, karena pengguna media sosial sangat tinggi,” ujarnya dalam Webinar Government Public Relations (GPR) Humas Indonesia bersama Pemprov Jabar, Kamis (13/6/2024).

Sejalan dengan penggunaan media sosial yang sudah menjadi bagian integral dalam pendekatan komunikasi institusi, Ika menyampaikan, pihaknya selalu memberikan sentuhan khusus di setiap konten yang diunggah. Salah dua yang terpenting adalah menyandarkan konten kepada visi dan misi institusi, dan kemudian memastikan efektivitasnya lewat pengukuran menggunakan konsep SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time Bound) Goals. Ngonten di media sosial perlu treatment tersendiri biar nggak sia-sia,” lanjut Ika.

Kearifan Lokal

Selain memadankan dengan visi dan misi institusi, Ika menerangkan, pihaknya senantiasa menyelipkan kearifan lokal di dalam setiap konten untuk menarik perhatian audiens. Misalnya, penggunaan pelbagai bahasa daerah seperti Sunda, Cirebon, dan Betawi, hingga penggunaan wayang golek sebagai sarana penyampaian pesan di dalam konten.

Di samping mengangkat sisi kedaerahan, trik lain Diskominfo Jabar di media sosial adalah menggunakan tanda pagar (hashtag) khusus untuk konten tentang kampanye tertentu yang tengah berjalan. Salah satu contohnya penggunaan hashtag #CurhatKeSapaWarga yang bertujuan mengenalkan aplikasi Sapawarga, sebuah platform yang menawarkan kemudahan bagi masyarakatt untuk mendapatkan informasi, layanan, serta menyampaikan aspirasi. (AZA)


Share post

Tentang Penulis
Humas

Humas